Monday, June 15, 2009

Modal dan Kreatifitas dalam Dunia Wisata

Dunia Pariwisata dewasa ini telah berubah menjadi “green oil” baru dalam penerimaan suatu negara. Namun tidak mudah mengeksplorasinya sehingga menghasilkan dan berdaya guna bagi sebuah negara.

Kita dapat bercermin dari negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapur atau Thailand, yang telah mampu mengeksplore potensi wisata mereka untuk dijual dan dikomersilkan sehingga menjadi pos pemasukan yang signifikan dalam keuangan negara mereka. “Jadi bagaimana dengan Indonesia ?” Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2006 mencapai 4.871.351 orang, sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan mencapai 5.505.759 orang, devisa yang didapat dari kunjungan wisatawan itu adalah 4,5 Milliar US Dolar tahun 2005 dan 4,4 Milliar US Dolar di tahun 2004 (data BPS).

Namun Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia belum puas dengan angka tersebut dan tetap menargetkan angka 10 Juta visitor ke Indonesia di Tahun 2009. Disamping itu kita juga harus mengakui untuk mempromosikan Indonesia, kita masih sangat minim anggaran yang tersedia. Tahun 2007 saja, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp 900 milyar, termasuk biaya promosi sekitar Rp 100 milyar. Jumlah anggaran promosi ini jauh dibanding dengan Malaysia yang di tahun 2007 nilainya mencapai 80 juta dolar. Mungkin anggaran promosi kita itu hanya cukup untuk memasang iklan di CNN saja bagi mereka. Karenanya tidak mengherankan jika pendapatan Malaysia dari dunia kepariwisataan tahun 2006 mencapai 11 miliar dolar.

Ada ungkapan dari Ranah minang menyikapi fenomena di atas “Gadang Paho Gadang Kaki, Gadang Usaho Gadang Rasaki” Jadi segala sesuatu yang dimodali dengan usaha dan keringat yang extra, pastilah mendapatkan hasil yang extra pula.

Namun kita tidak perlu risau dengan hal tersebut, ada satu hal lagi yang perlu kita risaukan apabila kita tidak sanggup memenuhinya, yaitu kreatifitas pengembangan dunia wisata itu sendiri. Kreatifitas ini akan masuk ke semua elemen dari dunia wisata tersebut, mulai dari promosi, fasilitas dan akomodasi, icon, adat istidat, kuliner, merchandise dan lain-lain. Semua hal tersebut harus di kemas apik dan menarik dalam satu paket yang akan ditawarkan kepada calon visitor itu sendiri, dan ini adalah ranah pekerjaan creative management. Sehubungan dengan hal di atas apakah itu semua tidak juga membutuhkan modal ? tentu dan sangat butuh sekali. Jadi bagaimana…?

“Adakalanya budget mengikuti kreatifitas dan kadangkala kreatifitas mengikuti baudget” Semua tergantung pilihan kita.

By : Aswandi Azhar

No comments:

Post a Comment

 
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia